Jangan Berhenti Meraih Mimpi
“tarian adalah bagian dari hidupku, setiap lenggak- lenggoknya pasti memiliki arti. Begitu pula hidup ini setiap apa yang kita lakukan harus memiliki arti, memiliki sebuah opini, dan memiliki tujuan. Aku bukan menari untuk hidup atau hidup untuk menari tapi menari adalah pengiring hidupku, walau susah ataupun senang menarilah yang akan ku lakukan. Aku sadar aku bukan penari mendunia, bukan pemenang kejuaraan tari tingkat daerah atau nasional, aku juga bukan penari yang professional. Aku hanya masih berharap untuk mencapai semua itu. Setiap langkah hidup pastilah memiliki tujuan, aku ingin dengan aku menari aku bisa membawa bundaku pergi kemekah. Dengan sebuah perjuangan, usaha, dan juga jeri payahku sendiri. Dan inilah aku Mauzza seorang anak kecil yang memiliki tekat dan keinginan yang kuat” ucapku dalam hati sambil melenggak-legokkan badan (tari jaipong) mengiuti iringan musik tradisional jawa, ditengah lapangan diatas gunung.
Matahari mulai terbenam yang mengiringi akhir latihanku hari ini. Ku langkahkan kaki mungilku menuju rumah sederhanaku. Yang dimana bundaku sudah menanti kedatanganku. “Kamu itu kebiasaan sudah mau magrib baru pulang. Cepat mandi sana” ucap bundaku menyambutku didepan pintu. “maaf ya bun, Mauzza udah berusaha pulang lebih awal” ucapku menggenggam tangan bundaku, ”iya sudah sana lekas mandi” ucap bundaku tersenyum tabah. “ makasih bunda” ucapku tersenyum sambil melangkah menuju kamar mandi.
“bunda bunda, Mauzza udah bisa nari jaipong… liat nih..” ucapku sambil memperlihatkan tarian yang telah kupelajari.
“wah… udah pinter to ternyata. Tapi… kok masih kaku ya.. hahaha” gurau kak Friska yang baru masuk membuatku menghentikan tarianku.
“iihh kakak bikin Mauzza kaget aja. Lagian emang kakak bisa apa?? Pakek ngetawain tarian Mauzza” ucapku kesal.
“sudah-sudah kalian ini berantem aja kerjaannya, sekarang makan dulu sini” lerai bunda memisahkan.
“tapi baguskan bunda…?” tambahku dengan mengambil nasi.
“bagus apanya?? Kayak bebek jalan gitu bagus” ejek kak Friska membuang pandangan.
“iiihh kakak tu kenapa sih??? Mauzza tanyanyakan bunda bukan kakak” ucapku jengkel.
“Friska udah dong kasihan adek kamu” ucap bunda pada kak Friska.
“iya bun” ucap kak Friska lalu meneguk segelas air putih.
“bunda bunda, nanti kalau Mauzza udah pinter narinya Mauzza pengen ikut lomba-lomba gitu biar bisa dapet uang terus piala. Nanti kalau Mauzza udah dapet piala Mauzza pengen taruh disini” ucapku menujuk lemari disamping TV kunoku.
“iya iya sekarang abisin makan kamu, terus sholat isyak” ucap bunda tersenyum.
###
Azan suduh mulai berkumandang, akupun terbangun untuk sholat subuh. Selepas itu kuambil tip kesayanganku, lalu ku langkahkan kaki ku keluar rumah dan kutaruhlah tipku diatas batu didepan rumah kemudian kunyalakan lantunan lagu jawa yang akan mengiringi lenggak-lenggok tubuhku. Keringatpun mulai bercucuran keluar yang menambah semangatku. Tanpa kusadari ternyata bunda dan kak Friska melihat dari jendela.
“lihatlah adekmu..! begitu semangatnya dia, semoga apa yang dia inginkan bukan Cuma sebuah impian” ucap bunda dengan tatapan penuh harapan.
“iya bun, Friska juga berharap seperti itu. Ketika Friska menjelek-jelekan tarian Mauzza, Friska bukan bermaksud menghina tapi Friska ingin Mauzza menujukan kalau apa yang Friska katakana itu salah. Friska mau Mauzza belajar dari sebuah hinaan bun” jelas kak Friska menatap lekat padaku.
“iya nak bunda mengerti itu, bunda yakin suatu saat keinginannya pasti tercapai” ucap bunda memeluk kak Friska.
Aku yang terlalu asyik dengan tarianku pun tak menghiraukannya, aku hanya menari, menari, dan terus menari.
“Za…!!” teriak Naumi memanggilku. Aku pun menghentikan tarianku.
“Za…hemheum.. “ ucap Naumi Sambil terengah-engah.
“ada pa..?? tenang dulu, tarik nafas buang…tarik nafas buang..” ucapku terpotong.
“iihh kamu tu gimana sih Za aku ini mau ngomong bukan mau ngelahirin” potong Naumi kesal.
“hehe… ya udah mau ngomong apa?? Sampai segitunya” ucapku lalu meneguk segelas air.
“ada pendatang baru namanya mbak Intan. Dan hebatnya dia itu udah sering ikut lomba tari daerah maupun nasional…” henti Naumi karena melihatuku tersedak.
“eehek.. eehek…” batukku karena tersedak air.
“heehhh.. kamu ini aku belum selesai, dia juga pernah keluar negeri Za. Udah 1 satu minggu dia disini” lanjut Naumi mamandang lekat wajahku.
“yang bener kamu??” tanyaku penuh harapan.
“ya Allah, suer deh. Aku nggak mungkin bohongin kamu kan..?? kalau kamu nggak percaya ayo aku anter kamu kerumahnya” tegas Naumi menarik tanganku, aku pun mengikuti arah tarikan Naumi.
“aduh… Mi pelan-pelan… hauhhhauh..” ucapku terengah-engah dengan tangan yang mesih tertarik.
“udah cepet keburu orangnya pergi nanti” balas Naumi terus menariku.
“itu orangnya Za..!! mbak Intan…!!” panggil Naumi, mbak Intan pun menengok.
“haii… ada apa Naumi…??” tanya mbak Intan ramah.
“ini mbak saya mau ngenalin mbak sama temen saya, namanya Mauzza. Dia suka banget nari mbak..” ucap Naumi bangga.
“haii… kamu suka nari…??”tanya mbak Intan menatapku.
“eemmhh.. iy..iya” jawabku terbata-bata.
“dia ini pengen banget jadi penari handal mbak, makanya saya kenalin sama mbak Intan” tambah Naumi memperjelas.
“oohh… gitu…ayo masuk dulu” ajak mbak Intan, menarik tanganku halus. Aku pun mengikuti tarikan tangan halus mbak Intan yang perlahan membawaku pada sebuah sofa empuk yang disambut dengan lemari kaca yang diisi penuh dengan piala. Aku dan Naumi hanya bisa menganga melihatnya, dengan tatapan takjub.
“jadi… maksud kalian kesini kalian mau mbak ngajar nari gitu??” tanya mbak Intan tersenyum
“eemmhh… iy.. iya mbak, mbak mau kan!? Tolong mbak.. mau ya..!!” pintaku penuh harapan
“bentar, mbak mau tanya. Apa sih yang membuat kamu jadi penari yang handal??” tanya mbak Intan keheranan
“ya aku pengen aja, dengan aku nari aku bisa bawa bundaku kemekah. Soalnya bunda pengen banget bisa kemekah” ucapku polos
“ya allah, anak ini… dia masih kecil, tapi dia mempunyai harapan yang begitu besar” ucap mbak Intan dalam hati dengan wajah tak menyangka
“mbak mau kan ngajarin aku…?” tambahku penuh harapan
“iya… mbak mau. Kita mulai kapan??” tanya mbak Intan lantang. Aku dan Naumi saling bertatapan, lalu saling berpelukan.
Semenjak hari itu pun setiap hari sepulang sekolah aku dan Naumi selalu datang ke Rumah mbak Intan untuk melakukan latihan. Seiring berjalannya waktu aku pun mulai tumbuh dewasa, aku pun mulai lihai dengan tarian yang telahku pelajari. Mbak intan juga tidak buta akan semua itu, dia pun mulai membuka sanggar tari. Aku sering sekali diminta untuk mengantikan mbak intan yang sedang sibuk dengan pekerjaannya.aku senang melakukan semua itu selain menyenangkan aku juga dibayar, walau tak banyak tapi bisa untuk membantu bunda dan kak Friska.
Hari ini ketika aku masih mengajar tari anak-anak sdesa tiba-tiba mbak Intan berlari kearahku dengan membawa selembar kertas. Dengan wajah yang senang dia mendatangiku.
“Mauzza…hauhhauhh…” ucap mbak Intan terengah-engah dengan tangan yang memegang pundakku
“ada apa mbak…??” ucapku bertanya-tanya
“ini… hauhhauhh… mbak udah…dapet” ucap mbak Intan dengan mengacung-acungkan kertas yang dibawa
“dapet apa mbak??” ucapku mulai penasaran
“ini… lomba buat kamu Za..” jelas mbak intan membuatku terkejut
“yang bener mbak…??” ucapku kurang yakin
“iya ini…” ucap mbak intan menunjukkan kertas yang dibawa
“in… ini buat saya mbak…?” tanyaku berdebar-debar
“iya… ini lomba buta kamu. Tapi maaf baru mbak carikan tingkat daerah” ucap mbak Intan memperjelas
“ini tu langkah pertama saya untuk impian lainnya mbak” ucapku mulai menitikan air mata. Mbak Intan yang melihatnya tersenyum bahagia
“itu akan dilaksanakan tanggal masih lumayan lama kok 3 bulan dri sekarang, jadi kamu bisa latihan lagi” jelas mbak Intan lantang
“makasih ya mbak..!!” ucapku begitu bahagia
Aku berlari sekuat yang ku mampu, dengan air mata yang sedikit demi sedikit menetes. Satu dua kali aku tersandung batu tapi aku bangkit dan bangkit lagi. Sesampainya aku di rumah didepan rumah sudah ada bunda yang kebetulan akan membuang sampah
“ bunda…” ucapku menghentikan langkah bunda. Langsung ku peluk tubuh hangat bunda, hingga sampah itu berserakan.
“kamu itu kenapa sayang??” tanya bunda kebingungan melihat tingkahu
“bunda… Mauzza… mau ikut lomba nari… tingkat daerah…” ucapku menitikan air mata
“alhamdulilah… kamu dapet dari mana nak??” tanya bunda memandang wajahku lekat
“dari mbak Intan bun..” ucapku lirih
“ini kesempatan sayang amu harus bisa… ini impian kamu…” ucap bunda dengan mata yang berkaca-kaca. Aku pun hanya mengangguk diam, lalu ku peluk kembali bunda dengan pelukan kasih sayang.
###
Semenjak hari itu aku terus menurus berlatih dan berlatih, setiap saat waktu dan kesempatan. Dalam hati kecilku berkata “aku harus bisa…aku pasti bisa… ini langkah awalku menggapai cita” ucapku dalam hati dengan penuh semangat.
* bersambung *
Seglumit Tentang Penulis :
Kenalkan Namanya Hanifatul Mila...
biasa dipanggil Hany atau Mila..
Dia hanya wanita biasa yg tinggal
disebuah Desa kecil di Demak... dri SD klz 6 Dia sudah suka sekali membuat
karangan2 seperti cerpen, pantun atau puisi..
dan menginjak SMP Mila mulai sadar kalau
Dia begitu menyukai ekting... Dia sangat suka drama... Mila sering sekali mebaca
buku yg tebal... menurutnya mendalami karakter yg ada didalamnya sangat
asyik... Dia terkadang hanyut dalam cerita tersebut.. Mila mulai mengembangkan
hobinya menulis cerpen... awalnya Mila buat untuk mading sekolah... awal yg
bagus menurutnya.. tapi sayngnya saat itu Dia sama sekali tidak mempunyai nyali
untuk ikut lomba dan mengirimnya kemajalah... tapi Dia mulai sadar saat naik
keklz 3 SMP..."kapan qu bisa maju klo qu terus terpuruk akan ketakutanku..
kapan aku akan menjadi org jika ketakutan saja menyelimutiku.. qu hrs
bangkit" renungnya dalam hati..
Mulai dri situ Mila sadar... dan
mulailah Dia mengirim crita-ceritanya kemajalah2.. berkali2 Dia kirim tapi tak
pernah dimuat.. hanya satu yg dimuat... pernah terbersit dihatinya
"udahlah udh kalah ini capek kyk gini trs".. Mila mulai fokus pada
ujian setelah Dia lulus dan msk di Seklh menengah kejuruan Mila masuk dibidang
multimedia... Mila merasa terpuruk akan hobinya, dan Dia memutuskan untuk
menceritakan semua pda gru b.indo nya .. ternyata guru nya itu menyambut dengan
positif, dan Gurunya mlh mencarikan Mila lomba2 yg hrs Dia ikuti.. sayanknya saat
ini blm berbuah manis... Mila sangat berharap Dia menjdi seorg penulis bkn
menerbitkan karyanya dengan uangnya sendri tpi dri sebuah perjuangan.. manjadda
wajada... aku yakin janji Allah... janji yg hak
Bagi teman2 Pembaca yang mempunyai
saudara atau kenalan penerbit tidaka ada salahnya memberi kesempatan untuk Memperkenalkan
Mila kepada Penerbit dan menerbitkan semua Karya2 mila, hub mila melalui Facebooknya klik di sini Hany Mila
============================
===========
post by: http://modelbunyukaltim.blogspot.com
Daftar harga Promo online Lensa Canon datascrip
BalasHapusCANON EF 100-400mm f/4.5-5.6L IS USM Rp.7.150.000,-
CANON EF 100mm f/2 USM Rp.1.900.000,-
CANON EF 100mm f/2.8 Macro USM Rp.2.350.000,-
CANON EF 100mm f/2.8L Macro IS USM Rp.3.700.000,-
CANON EF 135mm f/2.8 SoftFocus Rp.1.900.000,-
CANON EF 135mm f/2L USM Rp.3.750.000,-
CANON EF 14mm f/2.8L II USM Rp.9.500.000,-
CANON EF 15mm f/2.8 Fisheye Rp.4.100.000,-
CANON EF 16-35mm f/2.8L II USM Rp.6.800.000,-
CANON EF 17-40mm f/4L USM Rp.3.300.000,-
CANON EF 180mm f/3.5L Macro USM Rp.6.200.000,-
CANON EF 200mm f/2.8L II USM Rp.3.300.000,-
CANON EF 20mm f/2.8 USM Rp.2.050.000,-
CANON EF 24-105mm f/4L IS USM Rp.4.900.000,-
CANON EF 24-70mm f/2.8L USM Rp.6.100.000,-
CANON EF 24mm f/1.4L II USM Rp.7.400.000,-
CANON EF 24mm f/2.8 Rp.1.550.000,-
CANON EF 28-135mm f/3.5-5.6 IS USM Rp.2.050.000,-
CANON EF 28-300mm f/3.5-5.6L IS USM Rp.11.200.000,-
CANON EF 28mm f/1.8 USM Rp.2.050.000,-
CANON EF 35mm f/2 Rp.1.250.000,-
CANON EF 400mm f/5.6L USM Rp.5.150.000,-
CANON EF 50mm f/1.2L USM Rp.6.800.000,-
CANON EF 50mm f/1.4 USM Rp.1.600.000,-
CANON EF 50mm f/2.5 Compact Macro RP.1.400.000,-
CANON EF 70-200mm f/2.8L IS II USM Rp.9.700.000,-
CANON EF 70-200mm f/2.8L USM Rp.5.550.000,-
CANON EF 70-200mm f/4L IS USM Rp.5.300.000,-
CANON EF 70-200mm f/4L USM Rp.3.250.000,-
Bagi yang serius order sebelum kehabisan,untuk harga promo terbatas
TOKO PLANET DIGITALCANON melayani pengiriman seluruh Indonesia.
Melalui Via TIKI JNE KANTOR POS.CARA Pesan online CALL SMS 085229488511
PIN BB:2A90DC9D Belanja di tok0 kami transaksi aman no tipu tipu.
Alamat TOKO ITC CEMPAKA MAS JLN LETJEN SOEPRAPTO NO 28 JAKARTA PUSAT
Promo discond terbatas.